“Anda melihat manusia membaca al-Quran dengan cepat. Mereka membaca huruf-huruf al-Quran dengan suara yang baik (sebutan) yang baik. Mereka berdebat tentang baris di bawah, di hadapan dan baris di atas seakan-akan mereka sedang membaca syair-syair Arab. Merenungi maksud al-Quran serta mengamalkannya menjadi tidak penting bagi mereka. Adakah dalam dunia ini wujud keadaan terpedaya yang lebih daripada itu?” (Ihya Ulumuddin, Imam al-Ghazali (terjemahan Prof. TK. H. Ismail Yakub MA), Pust. Nasional, 1981, Singapura, jil 6 hal 34)
Bingkisan rindu buat pejuang dan as-syahid Islam...
Sedekahkanlah sekalung Al-Fatehah buat pejuang Islam SYEIKH AHMAD YASSIN. Semoga Allah menempatkannya dalam kalangan umat yg soleh... Hayatilah juga perjuangannya.
Apakah maksud yang dikatakan ‘barang siapa kenal diri maka kenallah akan tuhannya’?
Jawapan:
Salah satu cara mengenal Allah ialah dengan mengenal diri sendiri. Maksudnya ialah hakikat diri yang sebenarnya. Adapun maksud diri yang sebenarnya itu bukanlah diri yang bersifat lahiriah, kerana jasad ini tidak membawa makna yang sebenar untuk mengenal Allah SWT.
Pada abad moden ini ramai dikalangan kita tidak mengenal dirinya yang sebenar. Mereka menganggap bahawa dirinya hanyalah tubuh badan yang terdiri daripada kulit, daging, tulang, darah dan sebagainya. Yang dimaksudkan dengan sebenarnya ialah diri yang batin iaitu diri yang datang dan akan kembali kepada Allah SWT.
Ulama ilmu ketuhanan atau ilmu tauhid berpegang bahawa diri kita ini merupakan tangga untuk mengenal Allah, sesuai dengan dalil yang mengatakan: “Siapa yang mengenal dirinya, sesungguhnya ia akan mengenal Tuhan-nya”. Dikalangan ulama tasauf atau ulama ilmu ketuhanan selalu menasihatkan carilah diri kamu di dalam diri”, maksudnya ialah menyuruh agar kita mencari hakikat diri kita yang sebenarnya terlebih dahulu. Apabila kita telah menemukan diri kita yang sebenarnya pasti kita akan mengakui hakikat adanya Allah SWT.
Hakikat diri yang sebenarnya merupakan roh atau jiwa ataupun rohani yang ada dalam diri manusia itu sendiri yang harus dikenali setiap manusia. Diri batiniah ini tidak dapat dilihat atau diraba oleh mata lahiriah dan tangan manusia. Walaupun di dalam Al Quran “diri” itu disebut dengan berbagai istilah, tetapi tujuannya adalah untuk mengingatkan kepada manusia supaya berfikir bahawa betapa luasnya “diri” yang hakikat itu di dalam manusia. Diri manusia dilengkapi oleh Allah dengan sifat-sifat tertentu, kemudian sifat-sifat tersebut dinilai atau dihisab samada baik ataupun buruk.
Firman Allah SWT maksudnya:
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya.Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati semuanya itu akan diminta pertnggungjawapannya”. (Al Isra’ 36)
Allah menjelaskan kepada kitatentang istilah jiwa dan sifat yang terdapat pada jiwa, iaitu pendengaran, penglihatan, disamping roh juga akan diuji tentang ketakwaannya kepada Allah. Itulah sebabnya ketika Allah berfirman kepada roh-roh atau jiwa sedia untuk berbakti dan melaksanakan perintah Allah SWT. Untuk melakukan dan melaksanakan perintah tersebut maka diciptakanlah jasad, lalu Allah menjadikan Adam. Roh telah berikrar dan berjanji kepada Allah, maka untuk membuktikan dan berbuat sesuatu maka roh memerlukan tempat iaitu jasad.
Istilah batin disebut juga dalam Al Quran dengan qalbi. seandainya qalbi tersebut diterangi dengan nur maka selamatlah seseorang itu. Maka sekiranya tiada nur, gelaplah seseorang itu.Qalbi mesti mempunyai asas yang membolehkannya selamat yang hanya Allah menentukannya. Sesungguhnya segala sesuatu yang ada dalam diri berupa nafas, akal, nafsu dan roh bila menjadi satu maka dinamakan dengan insan.
Qalbi di dalam Al Quran diistilah sebagai diri atau hati. Qalbi sebenarnya mengetahui apa yang patut dibuat dan apa yang patut dilaksanakan mengikut nilai-nilai diri itu sendiri. Firman Allah SWT maksudnya:
“Sesungguhnya berbahagialah sesiapa yang membersihkan jiwanya dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya”. (As Sham, 9 - 10)
Jadi untuk merealisasikan pengertian bahawa siapa yang mengenal dirinya akan mengenali
Tuhan-nya itu, iaitu dengan cara memahami hakikat roh, jiwa atau qalbi yang sebenarnya.Sesungguhnya untuk mencapai ke tahap yang tinggi memerlukan pengetahuan dan keyakinan yang kukuh terhadap Allah SWT. Wallhu A’lam.
Akhlak Juru Dakwah - Sikap Halus Dan Sabar Dikutip dari buku: Al Amru bil Ma’ruf wan Nahyu anil Munkar karya Ibnu Taimiyah
Amar ma’ruf nahi munkar harus dengan cara halus. Rasulullah saw bersabda: “Allah bersifat sangat halus, menyukai sikap halus dalam semua urusan; dan Dia memberi karena sikap halus itu, sesuatu yang tidak akan Dia berikan karena sikap kasar” [HR Muslim] Juru dakwah (yg melakukan amar ma’ruf nahi mungkar) harus bersifat hilm dan tabah (sabar) terhadap setiap gangguan - sebab ia mesti menemui gangguan. Jika tidak hilm dan sabar, akan lebih banyak membawa mafsadat daripada maslahat. Dalam kisah Al Qur’an, Luqman berkata kepada puteranya: “Hai anakku, dirikan sholat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yg ma’ruf dan cegahlah (mereka) dari yang mungkar, dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).” [QS 31:17] Karena itu Allah menyuruh bersabar kepada para RasulNya (pemimpin amar ma’ruf nahi mungkar) seperti firmanNya kepada RasulNya terakhir - bahkan disertai dengan penyampaian risalah. Firman Allah yang merupakan pengangkatan terhadap Muhammad sebagai RasulNya adalah surat Al Mudatsir yang diturunkan sesudah Al ‘Alaq. Sedang dengan Surat Al ‘Alaq, beliau diangkat sebagai Nabi. Dalam surat Al Mudatstsir itu Allah berfirman: “Wahai orang yang berselimut, bangunlah, lalu berikan peringatan. dan Tuhanmu agungkanlah, dan pakaianmu bersihkanlah, dan perbuatan dosa tinggalkanlah, dan janganlah kamu memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak. Dan untuk (memenuhi perintah) Tuhanmu bersabarlah.” [QS 74:1-7] Allah memulai ayat-ayat risalah (kerasulan)-Nya kepada makhluk dengan menyuruh memberi peringatan, dan mengakhirinya dengan menyuruh sabar. Allah berfirman: “Dan bersabarlah dalam menunggu ketetapan Tuhanmu, maka sesungguhnya kamu berada dalam penglihatan kami...” [QS 52:48] “Dan bersabarlah terhadap apa yang mereka ucapkan dan jauhi mereka dengan cara baik.” [QS 73:10] “Maka bersabarlah kamu seperti bersabarnya orang-orang yang mempunyai keteguhan hati dari para Rasul..” [QS 46:35] “Maka bersabarlah kamu (wahai Muhammad) terhadap ketetapan Tuhanmu, dan jangan kamu seperti orang yang berada dalam” (perut) ikan (Nabi Yunus)...” [QS 68:48] “Bersabarlah (hai Muhammad) dan tiadalah kesabaranmu itu melainkan dengan pertolongan Allah, dan janganlah kamu bersedih hati terhadap (kekafiran) mereka dan janganlah kamu bersempit dada terhadap apa yang mereka tipu dayakan” [QS 16: 127] “Dan bersabarlah, karena sesungguhnya Allah tiada menyia-nyiakan pahala orang yang berbuat kebaikan.” [QS 11:115]
Karena itu, dalam tugas kewajiban amar ma’ruf nahi mungkar harus ada 3 perkara : ilmu, halus dan sabar. Ilmu harus sudah dimiliki sebelum melakukan tugas kewajiban amar ma’ruf nahi mungkar, Sikap halus harus bersamaan dengan pelaksanaan tugas, dan sifat sabar sesudah pelaksanaan tugas, meski sebenarnya ketiganya harus ada dalam semua keadaan. hal tersebut -sebagaimana bersumber dari atsar dari sebagian orang-orang salaf yang diriwayatkan secara marfu’- diriwayatkan oleh Al Qodhi Abu Ya’la dalam kitab Al-Mu’tamad: “Tidak boleh melakukan amar ma’ruf nahi munkar kecuali orang yang paham (punya ilmu) tentang apa yang ia suruhkan, paham tentang apa yang ia cegah, bersikap halus dalam apa yang ia suruh dan cegah, dan bersifat hilm (sabar) dalam apa yang ia suruh dan cegah.” Dan ketahuilah, disyaratkan ketiga itu dalam amar ma’ruf nahi mungkar merupakan sesuatu yang menimbulkan kesulitan terhadap orang banyak. Maka disangka bahwa dengan itu kewajiban amar ma’ruf nahi mungkar gugur dari mereka, hingga mereka tidak melakukannya. Terkadang yang demikian bisa memberi mudharat lebih banyak daripada mudharat yang ditimbulkan oleh amar ma’ruf nahi mungkar tanpa syarat itu, atau terkadang mudharatnya lebih sedikit. Sebab meninggalkan perintah wajib adalah maksiat, dan mengerjakan apa yang dilarang Allah, juga maksiat. maka orang yang pindah dari satu maksiat ke maksiat lain, bagai orang mencari perlindungan dari tanah yang sangat panas kepada api, atau seperti orang pindah dari satu agama sesat ke agama lain yang sesat pula. Terkadang yang kedua lebih buruk daripada yang pertama, bahkan sebaliknya, atau keduanya sama. Maka bisa jadi Anda mendapatkan orang yang melalaikan amar ma’ruf nahi mungkar dan orang yang melampaui batas, kadang dosa yang satu lebih besar, bahkan dosa lainnya lebih besar, atau kedua-duanya sama.
Nabi Musa adalah satu-satunya Nabi yang boleh bercakap terus dengan Allah SWT. Setiap kali dia hendak bermunajat, Nabi Musa akan naik ke Bukit Tursina. Di atas bukit itulah dia akan bercakap dengan Allah SWT. Nabi Musa sering bertanya dan Allah SWT akan menjawab pada waktu itu juga. Ini lah kelebihannya yang tiada pada nabi-nabi lain. Suatu hari Nabi
Musa bertanya kepada Allah SWT...
“Ya Allah siapakah orang yang di syurga nanti akan berjiran dengan aku ?”
Allah SWT menjawab dengan mengatakan nama orang itu, kampung serta tempat tinggalnya. Setelah mendapat jawapan Nabi Musa turun dari bukit dan terus berjalan menuju ke tempat yang diberitahu.
Setelah beberapa hari dalam perjalanan akhirnya beliau sampai ke tempat berkenaan. Dengan pertolongan beberapa penduduk di situ beliau berjaya bertemu dengan orang tersebut. Setelah memberi salam beliau dipersilakan masuk dan duduk di ruang tamu. Tuan rumah tidak melayan Nabi Musa dan terus masuk ke bilik dan melakukan sesuatu. Sebentar kemudian dia keluar sambil membawa seekor khin’zir betina yang besar dan didokong dengan cermat. Nabi Musa terkejut dan bertanya “Apa hal ini ?” di dalam hatinya penuh kehairanan. Khin’zir itu dimandikan dan dibersihkan dengan baik, dikeringkan, dipeluk dan diciumnya. Selepas itu orang tersebut membawa keluar pula seekor khin’zir jantan dan dilakukan serupa dengan khin’zir betina tadi.
Setelah selasai tugasnya, barulah orang itu melayan Nabi Musa dan lalu bertanya,
“Wahai saudara, apa agama kamu ?”.
“Tauhid agamaku”, jawab orang itu iaitu agama Islam.
“Mengapa kamu membela khin’zir, kita dilarang berbuat begitu”, kata Nabi Musa.
“Wahai tuan hamba, sebenarnya kedua-dua ekor khin’zir itu adalah kedua ibu-bapaku”, terang orang itu. “Oleh kerana kedua-dua mereka telah melakukan dosa besar, Allah SWT
telah menukarkan rupa mereka kepada khin’zir. Soal dosa mereka dengan Allah adalah urusan mereka dan urusan Allah. Aku sebagai anaknya akan berbakti dan tetap melaksanakan kewajipan sebagai anak sepertimana yang tuan hamba lihat tadi walaupun mereka telah bertukar menjadi khin’zir”, jelas dengan orang itu lagi.
“Setiap hari aku berdoa kepada Allah SWT agar dosa mereka diampunkan serta menukarkan wajah mereka seperti manusia biasa”, tambah orang itu lagi. Maka ketika itu juga Allah SWT menurunkan wahyuNya kepada Nabi Musa.
“Wahai Musa inilah orang yang akan berjiran dengan kamu di syurga nanti, daripada hasil baktinya yang terlalu tinggi kepada kedua ibu-bapanya, walau pun telah berubah kepada khin’zir. Oleh itu Kami naikkan maqamnya sebagai anak yang soleh di sisi Kami. Oleh kerana dia telah berada dimaqam anak yang soleh disisi Kami, maka Kami makbulkan doanya.”
Itulah berkat doa anak yang soleh. Doa anak yang soleh dapat menebus dosa kedua ibu-bapa. Walau macam mana buruk kedua ibu-bapa dan dosa kedua ibu-bapa kita, itu adalah bukan urusan kita. Urusan kita ialah menjaga mereka dengan penuh kasih sayang sepertimana mereka menjaga kita sewaktu masih kecil lagi hinggakan dewasa. Walau banyak mana dosa yang dilakukan, urusan kita ialah memohonkan ampun kepada Allah SWT, semoga mendapat tempat di akhirat dan alam kubur. Erti kasih sayang kepada ibu bapa bukanlah wang ringgit, cukuplah dengan doa agar mendapat tempat di sisi Allah SWT.
Tuhan… Aku sering menangisi ujian darimu. Hingga kadangkala tiada lagi titisan air mata yang mampu kutumpahkan… Hanya kerana aku menanggapi insan kerdil ini sebagai insan lemah… Aku gagal bangkit seiring syiar yang Engkau gariskan. Namun, aku mulai sedar, tidak akan bermula sesuatu selagi ia belum disedarkan dari mimpi. Mimpi di dalam cermin hidup yang fana. Yang hanya menanti detik dan saat retak dan hancur berkecai... aku sedar...dan telah lama menyedarinya...Namun, kekhilafan diri hina ini menjadikan aku buta. Buta... dalam mata yang masih terbuka luas. Namun, baru kini ku sedar. Hatiku yang tertutup rapat. Terus hanyut di buai keasyikan keduniaan. Dunia ini tiada lain hanya persinggahan sementara dan sangat asing... Hanya sebagai bekalan untuk perjalanan hari esok... Namun, kadang kala aku masih tidak terlepas dari angan-angan kosong... Masaku hanyut, asyik dan leka dengan hilai tawa yang mendukakan. Beradu kasih mencari hiburan. Aku akui... Hari esok pasti kan menjelma. Namun, tetap aku sedari yang tiap saat yang menjelma dan hadir adalah belum pasti buatku... Aku mohon ampun sepenuh keampunan dari Mu Ya Tuhan. Ampunkanlah diri hambaMu yang lagi hina ini. Aku berniat seikhlasnya, selagi nyawaku di kandung badan, dan selagi matahari terbit di timuran, maka selagi itulah perjuangan hakiki akan kuteruskan... Salam Jihad...
Dengan apa yang telah diterangkan oleh AL-Quran berhubung dengan Luqman Al-Hakim para ulamak telah memperincikan lagi perbicaraan Luqman dengan anak-anaknya. menerusi satu riwayat dalam kitab Tafsir Ruhul Ma'ani dan Kitab Hidayatul Mustarsyidin bahawa Luqman telah memberikan anaknya dua puluh lima wasiat. Antaranya ialah:
1. Hai anakku, sesungguhnya dunia ini bagaikan lautan yang dalam dan banyak manusia yang karam di dalamnya. Bila engkau ingin selamat, agar jangan karam, layarilah lautan itu dengan sampan yang bernama takwa, isinya ialah iman dan layarnya ialah tawakkal kepada Allah.
2. Orang-orang yang sentiasa menyediakan dirinya untuk menerima nasihat, yakin dirinya akan mendapat penjagaan daripada Allah S.W.T. Orang yang insaf dari kesalahan setelah menerima nasihat daripada orang lain, dia akan sentiasa menerima kemuliaan dari Allah S.W.T. jua.
3. Hai anakku! Orang yang merasa dirinya lebih rendah di dalam beribadah dan taat kepada Allah, maka orang itu akan sentiasa tawaduk kepada Allah, dia akan lebih dekat kepada Allah dan sentias menghindarkan dirinya daripada melakukan maksiat.
5. Jauhilah dirimu dari berhutang, kerana sesungguhnya berhutang itu akan menjadikan dirimu hina d waktu siang dan hina di waktu malam.
6. Dan selalulah berharap kepada Allah tentang sesuatu yang menyebabkan kamu menderhaka. Takutlah kepada Allah dengan benar-benar takut, tentulah engkau akan terlepas dari sifat putus asa dari rahmat Allah S.W.T.
11. Hai anakku! Bila engkau menghadapi dua pilihan, menziarahi orang mati atau menghadiri mailis perkahwinan, maka hendaklah engkau memilih menziarahi orang mati. Sebab menziarahi orang mati itu akan mengingatkan kamu kepada akhirat, sedangkan menghadiri majlis perkahwinan itu hanyalah akan mengingatkan kamu kesenangan duniawi sahaja.
12. Janganlah engkau makan atau minum yang berlebihan, kerana sesungguhnya makan yang terlalu kenyang itu akan merosakkan diri dan pemikiranmu, dan alangkah baiknya makanan yang lebih itu diberikan kepada anjing sahaja.
15. Hai anakku! Bukanlah suatu kebaikan namanya apabila engkau selalu mencari ilmu tetapi tidak engkau mengamalkannya. Hal itu tidak ubahnya seperti orang yang mencari kayu api, setelah banyak terkumpul maka dia tidak mampu memikulnya padahal dia masih terus mengumpulkannya.
16. Hai anakku! Apabila engkau ingin mencari teman sejati, maka ujilah terlebih dulu dengan perkara yang menaikkan kemarahannya. Bilamana dalam kemarahan itu dia masih berusaha untuk menginsafkan engkau, maka bolehlah engkau ambil sebagai kawan, dan sekiranya bukan demikian maka berhati-hatilah engkau terhadapnya.
17. Perbaikkanlah tutur katamu, halus budi bahasamu dan manis wajahmu, kerana engkau akan disukai orang yang melebihi sukanya terhadap orang lain yang pernah memberikan barang yang berharga kepadanya.
18. Hai anakku! Apabila engkau berteman, jadikanlah dirimu orang yang tidak pernah mengharapkan daripadanya. Namun biarlah dia mengharapkan sesuatu daripadamu.
19. Jagalah dirimu dalam setiap perkara sebagai seorang yang tidak berhajatkan kepada pujian atau sanjungan dari orang lain, kerana penguasaannya itu akan menyebabkan diri kamu beroleh.
20. Hai anakku! Usahakanlah agar mulutmu jangan mengeluarkan kata-kata busuk, kotor dan kasar kerana engkau akan lebih selamat apabila berdiam diri. Kalau berbicara, usahakanlah agar dirimu akan mendatangkan manfaat kepada orang lain.
21. Hai anakku! Janganlah engkau cenderung kepada dunia semata-mata dan hatimu jangan disibukkan dengan urusan dunia semata-mata, kerana engkau diciptakan Allah bukannya untuk urusan dunia sahaja. Tidak ada orang yang lebih hina melainkan orang yang terpedaya dengan dunia semata-mata.
22. Hai anakku! Janganlah engkau terlalu mudah ketawa kalau bukan perkara yang menggelikan, jangan engkau berjalan tanpa tujuan pasti, janganlah engkau menanyakan sesuatu yang tidak ada gunanya bagi diri kamu dan janganlah engkau mensia-siakan harta dunia kamu.
23. Barangsiapa yang penyayang, sudah tentu akan disayang, siapa yang suka berdiam diri sudah tentu akan selamat daripada berkata-kata tentang perkara yang mengandungi racun, dan barangsiapa yang tidak mampu menahan lidahnya daripada berkata kotor, sudah tentu akan menyesal.
24. Hai anakku! Bergaul mesralah dengan orang alim dan berilmu. Perhatikanlah kata-kata dan nasihatnya kerana sesungguhnya akan sejuk hati kamu mendengar nasihatnya, hiduplah hati ini dengan cahaya hikmah dari mutiara kata alim ulama bagaikan tanah yang subur disirami air hujan.
25. Hai anakku! Ambillah harta dunia sekadar keperluanmu, dan nafkahkanlah yang selebihnya untuk akhirat. Jangan engkau tendang dunia ini ke bakul sampah, kelak diri kamu akan menjadi pengemis yang membebankan orang lain. Sebaliknya jangan engkau rangkul dunia ini dan meneguk habis kerana sesungguhnya semua yang engkau makan dan pakai itu adalah tanah belaka. Jangan engkau bertemankan orang bodoh dan orang yang bermuka dua, kerana akan aniayakan diri kamu.
Saudara/saudari sekalian... Bangun dan sujud pada tengah malam adalah amalan Rasulullah serta para sahabat.
Saidina Abu Bakar al-Siddiq adalah seorang sahabat Rasulullah SAW yang amat penyedih. Apabila beliau membaca ayat Allah, air matanya tidak dapat dibendung. Hatinya begitu lembut, sensitif dan cepat tersentuh.
Saidina Umar pula suka mengingatkan dirinya terhadap hari perhitungan. Ketakutan sentiasa menguasai hatinya. Wajahnya diguris bekas aliran tangisan yang terus-menerus mengalir mengingat hari perjumpaan dengan Allah kelak.
Ketika dalam keadaan sakit tenat yang membawa kepada kematiannya, beliau berkata, kepada anaknya Abdullah bin Umar: "Letakkan pipiku di atas tanah." Abdullah melarang dengan lembut sambil berkata: "Wahai ayah, bukankah itu akan membuatmu semakin sakit?" Umar berkata lagi: "Aku tidak peduli, letakkan aku di atas tanah, celakalah aku jika Tuhanku tidak merahmati aku!"
Tangisan adalah ubat bagi hati yang keras. Ia mendatangkan cahaya dan membersih daripada kekotoran dosa, manakala berlebihan tertawa dan bersenda gurau membawa kepada kelalaian, mengeraskan hati dan mengeruhkan kesuciannya.
Rasulullah SAW suatu ketika bertemu sahabat yang tertawa sambil bergurau. Baginda SAW bersabda maksudnya: "Jika kamu semua mengetahui seperti apa yang aku ketahui, nescaya kamu akan banyak menangis dan sedikit tertawa."
Ada beberapa alasan mengapa orang beriman perlu menangisi dirinya.
a) Dia tidak tahu qada dan qadar atas dirinya.
Rasulullah SAW bersabda maksudnya: "Sesungguhnya kamu dikumpulkan kejadiannya dalam perut ibu 40 hari air mani, kemudian menjadi segumpal darah selama 40 hari lagi, kemudian menjadi seketul daging selama 40 hari, kemudian diutuskan kepadanya malaikat lalu ditiupkan roh kepadanya dan dituliskan empat kalimah iaitu rezekinya, umurnya, amalnya, celakanya atau bahagianya. Maka, demi Allah yang tidak ada Tuhan selain-Nya, sesungguhnya seseorang mengerjakan amal ahli syurga sehingga tidak ada jarak antaranya dengan syurga itu melainkan sehasta, kemudian terdahulu atasnya ketentuan tulisan lalu ia pun mengerjakan amal ahli neraka maka masuklah ia ke dalamnya. Dan seseorang mengerjakan amal ahli neraka sehingga tidak ada jarak di antaranya dengan neraka kecuali sehasta. Kemudian terdahulu atasnya ketentuan tulisan lalu dia pun mengerjakan amalan ahli syurga maka masuklah dia ke dalamnya." (Hadis riwayat al-Bukhari dan Muslim).
Siapakah yang boleh menjamin nama kita termasuk dalam senarai ahli syurga? Tidakkah hal itu petanda bahawa kita tidak berkuasa menolong diri sendiri? Letakkanlah diri kita sentiasa dalam keadaan cemas, takut dan harap kepada Allah. Caranya dengan banyak menangis dan memohon pertolongan-Nya.
b) Menangislah kerana ingat terhadap malam pertama di alam kubur.
Siapakah yang menjadi teman untuk seorang pengantin yang memakai helaian kafan? Ditinggalkan sendirian menanggung nasib, meratapi kepergian orang yang menghantar ke kuburnya. Jangan pergi! Mana anakku, isteri dan saudara mara yang dulu mengasihiku? Semua hartaku, siapa yang menghabiskan segala jerih payahku selama ini? Lubang itu terlalu sempit, tempat cacing dan ulat menggigit-gigit.
Malam pertama di sini sungguh berat ditanggung sendiri. Ada malaikat yang datang membawa urusan amat penting. Persoalan yang bukan senda gurau kekasih pada malam pengantin. Bahkan, gertakan yang mengecutkan hati dan kekerasan yang memadamkan kegembiraan.
Siapakah yang mahu menolong aku, menemani dan membela diriku? Di mana sembahyang, puasa, haji dan sedekahku? Datanglah selimuti aku daripada kepedihan seksa ini. Di mana bacaan al-Quran, zikir dan kelembutan lidah yang pernah mengeluarkan kata-kata yang baik?
Datanglah semua segala kebaikanku dari atas kepala, di sebelah tangan, di kaki, di seluruh tubuh badan yang kaku dan pucat ini.
Siapakah yang sanggup membela jika bukan amal salih di dunia. Mayat itu menangis di perut bumi, menyesal mengapa dulu ia tidak menangis ketika bersimpuh di atas bumi?
c) Menangis kerana ingatkan hari perhitungan.
Sabda Rasulullah SAW yang bermaksud: "Orang yang muflis di kalangan umatku ialah: Seseorang yang datang pada hari kiamat dengan pahala sembahyang, puasa dan zakat. Tetapi, dia pernah mencaci si polan, menuduh si polan, menumpah darah si polan dan memukul si polan. Maka akan diberikan kepada orang yang teraniaya itu daripada pahala kebaikan orang tadi sehingga apabila habis pahalanya, sedangkan belum semua terbayar, maka akan diambil ganti dari dosa orang itu dan dibebankan kepadanya dan dia dicampakkan ke dalam neraka kerananya." (Riwayat Muslim dari Abu Hurairah)
Ingatlah keaiban diri yang terlalu banyak untuk dihitung, jangan sibuk menyebut aib orang lain. Semua orang di sekeliling kita tidak dapat menolong kecuali amal ibadat yang dilakukan dengan keikhlasan.
Bilakah saat dan ketika paling tepat untuk kita menangis supaya lembut hati yang keras oleh hawa nafsu yang dituruti? Pada tengah malam yang dingin, bangun dan berdiri tanpa diketahui oleh manusia yang asyik bermimpi, sujud dan doa yang panjang, bacaan al-Quran dan zikrullah juga istighfar.
Amalan ini menjadi kebiasaan Rasulullah SAW dan sahabatnya serta menjadi ikutan orang salih yang mahukan ketenangan jiwa pada akhir zaman ini. Ubati kegelisahan, tekanan dan kesakitan jiwa dengan menangis, solat dan zikrullah.
Semasa penurunannya ia telah diiringi oleh beribu-ribu malaikat kerana kehebatan dan kemuliaannya. Syaitan dan iblis juga menjadi gempar kerana adanya satu perintang dalam perjuangan mereka. Rasullah s. a. w. dengan segera memerintahkan Zaid b Tsabit menulis serta menyebarkannya.
Sesiapa yang membaca ayat Kursi dengan khusyuk setiap kali selepas sembahyang fardhu, setiap pagi dan petang setiap kali keluar masuk rumah atau hendak musafir, InsyaAllah akan terpeliharalah dirinya dari godaan syaitan, kejahatan manusia, binatang buas yang akan memudaratkan dirinya bahkan keluarga, anak-anak, harta bendanya juga akan terpelihara dengan izin Allah s. w. t.
Mengikut keterangan dari kitab"Asraarul Mufidah" sesiapa mengamalkan membacanya setiap hari sebanyak 18 kali maka akan dibukakan dadanya dengan berbagai hikmah, dimurahkan rezekinya, dinaikkan darjatnya dan diberikannya pengaruh sehingga semua orang akan menghormatinya serta terpelihara ia dari segala bencana dengan izin Allah.
Syeikh Abu Abbas ada menerangkan, siapa yang membacanya sebanyak 50 kali lalu ditiupkannya pada air hujan kemudian diminumnya, insyaAllah, Allah akan mencerdaskan akal fikirannya serta memudahkannya menerima ilmu pengetahuan.
Untuk amalan kita semua..... Fadhilat Ayat Al-Kursi mengikut Hadis-Hadis Rasullullah s. a. w. bersabda bermaksud: "Sesiapa pulang ke rumahnya serta membaca ayat Kursi, Allah hilangkan segala kefakiran di depan matanya.
Sabda baginda lagi; "Umatku yang membaca ayat Kursi 12 kali pada pagi Jumaat, kemudian berwuduk dan sembahyang sunat dua rakaat, Allah memeliharanya daripada kejahatan syaitan dan kejahatan pembesar." Orang yang selalu membaca ayat Kursi dicintai dan dipelihara Allah sebagaimana DIA memelihara Nabi Muhammad.
Mereka yang beramal dengan bacaan ayat Kursi akan mendapat pertolongan serta perlindungan Allah daripada gangguan serta hasutan syaitan. Pengamal ayat Kursi juga, dengan izin Allah, akan terhindar daripada pencerobohan pencuri. Ayat Kursi menjadi benteng yang kuat menyekat pencuri daripada memasuki rumah. Mengamalkan bacaan ayat Kursi juga akan memberikan keselamatan ketika dalam perjalanannya.
Ayat Kursi yang dibaca dengan penuh khusyuk, Insya-Allah, boleh menyebabkan syaitan dan jin terbakar. Jika anda berpindah ke rumah baru maka pada malam pertama anda menduduki rumah itu eloklah anda membaca ayat Kursi 100 kali, insya-Allah mudah-mudahan anda sekeluarga terhindar daripada gangguan lahir dan batin. Barang siapa membaca ayat Al-Kursi apabila berbaring di tempat tidurnya,
Allah mewakilkan 2 orang Malaikat memeliharanya hingga subuh. Barang siapa membaca ayat Al-Kursi di akhir setiap sembahyang Fardhu, ia akan berada dalam lindungan Allah hingga sembahyang yang lain. Barang siapa membaca ayat Al-Kursi di akhir tiap sembahyang, tidak menegah akan dia daripada masuk syurga kecuali maut, dan barang siapa membacanya ketika hendak tidur, Allah memelihara akan dia ke atas rumahnya, rumah jirannya & ahli rumah2 di sekitarnya. Barang siapa membaca ayat Al-Kursi diakhir tiap-tiap sembahyang Fardhu, Allah menganugerahkan dia hati-hati orang yang bersyukur perbuatan2 orang yang benar, pahala nabi2 juga Allah melimpahkan padanya rahmat.
Barang siapa membaca ayat Al-Kursi sebelum keluar rumahnya, maka Allah mengutuskan 70,000 Malaikat kepadanya, mereka semua memohon keampunan dan mendoakan baginya. Barang siapa membaca ayat Al-Kursi di akhir sembahyang Allah azza wajalla akan mengendalikan pengambilan rohnya dan ia adalah seperti orang yang berperang bersama nabi Allah sehingga mati syahid. Barang siapa yang membaca ayat al-Kursi ketika dalam kesempitan nescaya Allah berkenan memberi pertolongan kepadanya
ADA orang berbangga dengan kedudukan dan pangkatnya. Ada juga yang sombong dengan kekayaan, rumah besar dan kereta mewah. Mereka seolah-olah lupa bersyukur bahawa semua harta dan pangkat diperoleh adalah atas kehendak Allah.
Sehubungan itu, Allah mengingatkan kita supaya sentiasa merendah diri dan tidak berlagak sombong seperti dalam firman-Nya yang bermaksud: "Dan janganlah engkau berjalan di muka bumi dengan berlagak sombong, kerana engkau tidak mungkin dapat menebus bumi dan tidak mungkin menjangkau gunung dari segi ketinggian." - (Al-Isra' : 37).
Allah SWT berfirman lagi yang maksudnya: "Dan Allah SWT tidak suka orang yang sombong lagi membanggakan diri." - (Al-Hadid : 23).
Orang yang berbudi mulia dan tidak keras hati akan sentiasa memberi pertimbangan kepada keupayaan dan kebolehan orang lain dalam menjalankan kerja mereka. Ia banyak memberi maaf kepada kesalahan orang lain, tetapi sentiasa tegas dalam menjalankan kewajipan.
Hati yang lembut dan bertimbang rasa, tidak bermakna ia lemah dan lalai dalam menjalankan tugas dan tanggungjawab, terutama tanggungjawabnya kepada Allah dan Rasul-Nya. Tabiat yang dimilikinya itu sentiasa diletakkan pada tempatnya dan ketegasannya juga disampaikan dalam keadaan yang tenang dan beradab sehingga ia dihormati dan disegani.
Lantaran hatinya yang lembut dan bertimbang rasa, ia suka bermusyawarah dan meminta pandangan orang yang sesuai dalam membuat sesuatu keputusan atau bagi mengambil tindakan yang besar.
Allah SWT berfirman yang maksudnya: "Jika kamu bersikap kasar dan keras hati, nescaya mereka lari daripada kamu. Maka berilah kemaafan kepada mereka dan mohonlah kemaafan Allah untuk mereka dan bermusyawarah dengan mereka dalam urusan hidup mereka. Dan apabila ditentukan keazaman, maka berserahlah kepada Allah."- (Ali Imran: 159).
Orang yang berbudi mulia akan sentiasa bercakap perkara yang baik mengenai orang lain dan tidak mendedahkan keburukan mereka. Bagaimanapun, ia tidak lupa untuk memberi nasihat secara langsung kepada teman dan sahabatnya yang melakukan kesalahan dan kesilapan.
Kelakuan orang lain dijadikan cermin untuk menyuluh dirinya. Sahabatnya dijadikan ukuran untuk menilai kelebihan dan kekurangan yang ada pada dirinya. Jika ada kelebihan pada dirinya, ia akan bersyukur dan sebaliknya jika terdapat kekurangan, ia cuba memperbaiki kelemahannya itu.
Sebagai contoh, menceritakan keburukan orang lain (mengumpat) adalah budi pekerti yang jahat dan buruk yang boleh menyebabkan pergaduhan dan menghilangkan rasa hormat antara sesama masyarakat.
Apabila hilang rasa saling hormat menghormati maka mudahlah berlaku ketegangan dalam masyarakat sekalipun disebabkan oleh faktor yang remeh-temeh. Oleh sebab itulah Allah mengharamkan mengumpat. Allah SWT berfirman yang maksudnya: "Dan janganlah kamu mengumpat antara satu dengan yang lain. Adakah antara kamu ada yang suka memakan daging mayat saudaranya, lalu ia membencinya." – (Al-Hujurat: 12).
Rasulullah SAW bersabda yang bermaksud: "Sesiapa yang menutup keaiban seseorang Muslim, Allah menutup keaibannya pada hari kiamat." (Muttafaq `Alaih)
Manusia berbicara setiap masa. Bicara yang baik akan membawa keselamatan dan kebaikan kepada manusia. Jika bicara tidak mengikut adabnya, manusia akan merana di dunia dan di akhirat. Di dunia akan dibenci oleh manusia lain manakala di akhirat bicara yang menyakiti hati orang lain akan menyebabkan kita terseksa kekal abadi di dalam neraka Allah s.w.t.
Bagi mereka yang beriman, lidah yang dikurniakan Allah itu tidak digunakan untuk berbicara sesuka hati dan sia-sia. Sebaliknya digunakan untuk mengeluarkan mutiara-mutiara yang berhikmah.
Oleh itu, DIAM adalah benteng bagi lidah manusia daripada mengucapkan perkataan yang sia-sia.
HIKMAH DIAM 1. Sebagai ibadah tanpa bersusah payah 2. Perhiasan tanpa berhias 3.Kehebatan tanpa kerajaan 4. Benteng tanpa pagar 5. Kekayaan tanpa meminta maaf kepada orang 6. Istirehat bagi kedua malaikat pencatat amal 7. Menutupi segala aib
Hadis-hadis Rasullullah mengenai kelebihan diam yang bermaksud: "Barangsiapa yang banyak perkataannya, nescaya banyaklah silapnya. Barangsiapa yang banyak silapnya, nescaya banyaklah dosanya. Dan barangsiapa yang banyak dosanya, nescaya neraka lebih utama baginya" (Riwayat Abu Naim)
"Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhirat, maka hendaklah ia berkata yang baik atau diam" (Riwayat Bukhari & Muslim)
"Barangsiapa diam makan ia terlepas dari bahaya". (Riwayat At-Tarmizi)
BANYAK DIAM TIDAK SEMESTINYA BODOH, BANYAK CAKAP TIDAK SEMESTINYA CERDIK, KERANA KECERDIKKAN ITU BUAH FIKIRAN, ORANG CERDIK YANG PENDIAM...
LEBIH BAIK DARI ORANG BODOH YANG BANYAK CAKAP.
MENASIHATI ORANG YANG BERSALAH, TIDAK SALAH. YANG SALAH MEMIKIRKAN KESALAHAN ORANG LAIN.
KALAU ORANG MENGHINA KITA, BUKAN KITA TERHINA, YANG SEBENARNYA ORANG ITU MENGHINA DIRINYA SENDIRI.
Manusia tidak akan dapat mengalahkan syaitan kecuali dengan diam. Jalan yang terbaik ialah diam kalau kita tidak dapat bercakap kearah perkara-perkara yang baik. Bicara yang baik adalah lambang hati yang baik dan bersih yang bergantung kepada kekuatan iman pada diri manusia.
Dari Abdullah bin 'Amr R. A, Rasullullah s.a.w. bersabda: "Sampaikan pesanku biarpun satu ayat..."
Diam bukan bermakna sombong!! Jadi kita dinasihatkan hendaknya kita banyak berdiam (berzikir di dalam hati) dan Senyum selalu.
AMALAN SEPANJANG TAHUN • Sembahyang Fardhu Berjemaah - utamanya dimasjid/surau • Mendirikan sembahyang sunat yang tertentu khususnya sunat tahajjud dan witir di waktu malam, juga sunat dhuha, awwabin, tasbih, rawatib dan lain-lain • Membaca Al-Qur'an dan berusaha memahami bacaannya • Menghadiri majlis ilmu seperti ceramah, kelas agama dan sebagainya • Puasa sunat pada hari-hari isnin dan khamis • Membaca segala wirid/doa harian yang diajar oleh Rasulullah s.a.w. • Memperbanyak dan membiasakan bersedekah • Mengerjakan umrah jika mampu, terutama di bulan Ramadhan • Memelihara mulut, mata, telinga dan anggota-anggota lain dari perbuatan maksiat dan keji • Menziarahi saudara/sahabat yang sakit • Mengingati mati, menyembahyangkan mayat dan menghantarnya ke kubur • Menziarahi sahabat handai, saudara-mara, orang-orang alim dan tuan-tuan guru
MUHARRAM • 1 - 9 haribulan - Puasa sunat • 10 haribulan (Hari Asyura) - o Puasa sunat o menyapu kepala anak yatim o bersedekah kepada fakir miskin o bercelak mata o meluaskan perbelanjaan keluarga o memperbanyak bacaan berikut :
REJAB • Kelebihan puasa sunat di bulan Rejab : o Puasa 1 hari - mendapat keredhaan yang besar dari Allah o Puasa 2 hari - mendapat kemuliaan dari Allah o Puasa 3 hari - akan diselamatkan oleh Allah akan bahaya dunia, siksa akhirat, penyakit gila, fitnah syaitan dan dajjal. o Puasa 7 hari - ditutup 7 pintu neraka o Puasa 8 hari - dibuka 8 pintu syurga o Puasa 10 hari - Allah akan mengkabulkan permintaannya o Puasa 15 hari - Allah akan menghapuskan dosa-dosanya yang telah lalu dan mengganti semua kejahatan dengan kebaikan. • Ibadat-ibadat lain yang digalakkan : o Membaca surah Al-Ikhlas setiap hari 11 kali atau lebih o Membaca al-Quran o Memperbanyakkan doa, istighfar dan lain-lain seperti dibawah ini :
• 27 hb Rejab - Isra' Mi'raj - digalakkan membaca atau mendengar kisah-kisah berkenaan peristiwa itu serta mengambil i'tibar daripadanya, dan mengerjakan puasa sunat.
SYAABAN • 15hb - Nisfu Syaaban. Hidupkan malamnya dengan membaca Yasin 3 kali dengan tertib dan berdoa supaya (i) panjang umur serta dapat beribadat (ii) murah rezeki (iii)ditetapkan iman
RAMADHAN • Doa pada awal malam Ramadhan : • Menyempurnakan Puasa Fardhu Ramadhan • Sembahyang sunat tarawih dan witir pada malamnya • Memperbanyakkan membaca Al-Quran • Memperbanyakkan Sedekah • Memperhebatkan ibadat di waktu malam terutama 10 malam terakhir • Mengerjakan umrah (jika mampu) oleh kerana pahala satu umrah di bulan Ramadhan menyamai pahala satu haji • Menunggu-nunggu Lailatul-Qadar • Segerakan membayar Zakat Fitrah
SYAWAL • Sembahyang sunat 'Idul Fitri • Puasa 6 hari dalam bulan Syawal setelah sempurna puasa Ramadhan mendapat pahala puasa setahun • Membaca takbir sehingga sembahyang 'Idul Fitri • Hidupkan malam 1 syawal dengan banyak beribadat
ZULHIJJAH • 1 hingga 8 hb - Sunat berpuasa • 8 hb - Hidupkan malamnya dengan banyak beribadat • 9 hb (Hari Wukuf di Arafah) - Hidupkan malamnya dengan banyak beribadat, Disunatkan berpuasa bagi orang yang tidak mengerjakan haji, Membaca surah Al-Ikhlas 1000 kali • 10 hb - Hari Raya Haji/Korban - Sembahyang sunat Hari Raya Aidil Adha - Membaca takbir • Melakukan korban • 11, 12 dan 13 hb (hari-hari Tasyrik) - hidupkan malamnya dengan banyak beribadah, takbir selepas sembahyang waktu • 29hb atau 30hb - Selepas solat 'Asar membaca doa akhir tahun. Selepas solat Maghrib membaca doa tahun baru.
Entah mengapa, sejak akhir-akhir ini terasa rindu pada kedua orang tuaku… kadang kala, aku termangu memikirkan keadaan kedua orang tuaku di kampung yang sedang berhempas pulas mencari rezeki buat menyara kehidupanku adik beradik. Entah makan atau tidak mereka di kampung, hanya Allah saja yang lebih mengetahui. Aku masih teringat lagi dikala mana mereka pergi menoreh getah pada awal pagi lagi dan pulang pada tengah harinya…
Rasa melankoli sekali aku memandang wajah kedua orang tuaku yang keletihan menggalas bebanan mendaki bukit untuk pergi menoreh. Pernah suatu masa dulu, ibuku terjatuh ke bawah bukit ketika memanjat bukit tersebut. Hiba sungguh rasa hatiku pada saat itu… Kecewanya aku sebagai anak, yang belum mampu memberikan kesenangan buatnya. Di saat aku pergi melanjutkan pelajaran, merekalah manusia yang paling gembira dalam kedukaan. Gembira bercampur sedih kerana aku akhirnya melangkah jua keluar dari kampung lahirku, demi mencari secebis harapan kebahagian. Tiada kata yang mampu aku ungkapkan sebagai kata-kata semangat buatku, melainkan kekuatan yang aku kumpul selama ini demi melihat kebahagian kedua orang tuaku di saat aku berjaya kelak…
Di saat aku menjejakkan kaki ke institut pengajian, aku tanamkan seribu tekad. Azam setinggi bulan dan bintang, dan aku rendahkan hati serendah dasar lautan. Aku sedar dan teramat sedar, aku harapan kedua orang tuaku. Apa sahaja yang aku lakukan adalah kerana Dia, dan kerana kedua orang tuaku. Kekadang, timbul rasa hairan di kalangan teman-temanku, mempersoalkan mengapa aku begitu tekun dan bersungguh-sungguh melakukan sesuatu. Tidak kurang juga yang memperkecilkan kemampuan aku sebagai seorang insan. Pada saat itu, aku hanya mampu tersenyum. Hanya Allah dan aku sendiri yang mengetahuinya. Masih banyak lagi resam hidup yang perlu kita tempuh wahai teman. Hidup ini bukan sekadar hidup. Hidup adalah satu perjuangan yang tak pernah berpenghujung...
Nantikanlah saat di mana segala-gala yang kabur akan menjadi jelas dan terang.
Diriwayatkan sebuah hadis yg bermaksud: "Hendaklah kamu mendiamkan diri ketika azan, jika tidak Allah akan kelukan lidahnya ketika maut menghampirinya." Ini jelas menunjukkan, kita disarankan agar mendiamkan diri, jangan berkata apa-apa pun semasa azan berkumandang. Sebagai orang beragama Islam kita wajib menghormati azan. Banyak fadhilatnya. Jika lagu kebangsaan kita diajar agar berdiri tegak dan diamkan diri.
Mengapa ketika azan kita tidak boleh mendiamkan diri? Lantas sesiapa yang berkata-kata ketika azan, Allah akan kelukan lidahnya ketika nazak. Kita takut dengan kelunya lidah kita semasa ajal hampir tiba maka kita tidak dapat mengucap kalimah "Lailahaillallah.." yang mana sesiapa yang dapat mengucapkan kalimah ini ketika nyawanya akan dicabut Allah dgn izinNya menjanjikan syurga untuk mereka.
Kematian itu pasti menjelma. Hanya masa dan waktunya yang tidak kita ketahui. Cuba kita amati. Mengapa kebanyakan orang yg nazak, hampir ajal tidak dapat berkata apa-apa.. lidahnya kelu, keras dan hanya mimik mukanya yang menahan kesakitan 'sakaratul maut'.
Dari itu marilah kita sama-sama menghormati azan dan mohon kepada Allah supaya lidah ini tidak kelu semasa nyawa kita sedang dicabut. "Ya Allah! Anugerahkanlah kematian kami dengan kematian yang baik lagi mulia, lancarkan lidah kami mengucap kalimah "Lailahaillallah.." semasa sakaratul maut menghampiri kami. Amin.. amin.. amin Yarobbal a'lamin.."
BILA AL-QURAN MULA BEBICARA Waktu engkau masih kanak-kanak............. kau laksana kawan sejatikuDengan wudu', Aku kau sentuhdalam keadaan suci, Aku kau pegangAku, kau junjung dan kau pelajari Aku engkau baca dengan suara lirih atau pun keras setiap hariSetelah selesai engkau menciumku mesra Sekarang engkau telah dewasa.............. Nampaknya kau sudah tak berminat lagi padaku... Apakah Aku bahan bacaan usang yang tinggal sejarah...? Menurutmu, mungkin aku bahan bacaan yang tidak menambah pengetahuanmu Atau, menurutmu aku hanya untuk anak kecil yang belajar mengaji....... Sekarang, Aku tersimpan rapi sekali; sehingga engkau lupa di mana Aku tersimpanAku sudah engkau anggap hanya sebagai pengisi stormu. Kadang kala Aku dijadikan mas kawin agar engkau dianggap bertaqwa Atau Aku kau buat penangkal untuk menakuti iblis dan syaitan Kini Aku lebih banyak tersingkir, dibiarkan dalam kesendirian , kesepian. Di dalam almari, di dalam laci, aku engkau pendamkan. Dulu...pagi-pagi...surah-surah yang ada padaku engkau baca beberapa halaman. Di waktu petang, Aku kau baca beramai-ramai bersama temanmu di surau..... Sekarang...seawal pagi sambil minum kopi...engkau baca surat khabar dahulu Waktu lapang engkau membaca buku karangan manusia Sedangkan Aku yang berisi ayat-ayat yang datang dari Allah Azzawajalla, Engkau abaikan dan engkau lupakan... Waktu berangkat kerja pun kadang engkau lupa baca pembuka surah2ku(Bismillah). Di dalam perjalanan engkau lebih asyik menikmati musik duniawi Tidak ada kaset yang berisi ayat Allah yang terdapat di dalam keretamu Sepanjang perjalanan, radiomu selalu tertuju ke stesyen radio kesukaanmu Mengasyikkan... Di meja kerjamu tidak ada Aku untuk kau baca sebelum kau mulai kerja Di Komputermu pun kau putar musik favoritemu Jarang sekali engkau putar ayat-ayatku... E-mail temanmu yang ada ayat-ayatku pun kau abaikan Engkau terlalu sibuk dengan urusan dunia mu Benarlah dugaanku bahawa engkau kini sudah benar-benar hampir melupaiku Bila malam tiba engkau tahan bersekang mata berjam-jam di depan TV. Menonton siaran telivisyen Di depan komputer berjam-jam engkau betah duduk Hanya sekadar membaca berita murahan dan gambar sampah Waktupun cepat berlalu.... Aku semakin kusam dalam laci-laci mu Mengumpul debu atau mungkin dimakan hama Seingatku, hanya awal Ramadhan engkau membacaku kembali Itupun hanya beberapa lembar dariku. Dengan suara dan lafadz yang tidak semerdu dulu Engkaupun kini terangkak-rangkak ketika membacaku Atau waktu kematian saudara atau taulan mu Bila engkau di kubur sendirian menunggu sampai kiamat tiba Engkau akan diperiksa oleh para malaikat suruhanNya Apakah TV, radio ,hiburan atau komputer dapat menolong kamu? Yang pasti ayat-ayat Allah s.w.t yang ada padaku menolong mu Itu janji Tuhanmu, Allah s.w.t Sekarang engkau begitu enteng membuang waktumu... Setiap saat berlalu... Dan akhirnya.....kubur yang setia menunggu mu........... Engkau pasti kembali, kembali kepada Tuhanmu Jika Aku engkau baca selalu dan engkau hayati... Di kuburmu nanti.... Aku akan datang sebagai pemuda gagah nan tampan. Yang akan membantu engkau membela diri Dalam perjalanan ke alam akhirat. Dan Akulah "Al-Qur'an",kitab sucimuYang senantiasa setia menemani dan melindungimu. Peganglah Aku kembali.... bacalah aku kembali aku setiap hari. Kerana ayat-ayat yang ada padaku adalah ayat-ayat suci. Yang berasal dari Allah Azzawajalla Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Pemurah Yang disampaikan oleh Jibril melalui Rasulmu Keluarkanlah segera Aku dari almari, lacimu....... Letakkan aku selalu di depan meja kerjamu. Agar engkau senantiasa mengingat Tuhanmu. Sentuhilah Aku kembali... Baca dan pelajari lagi Aku.... Setiap datangnya pagi, petang dan malam hari walau secebis ayat Seperti dulu.... Waktu engkau masih kecil Di surau kecil kampungmu yang damai Jangan aku engkau biarkan aku sendiri.... Dalam bisu dan sepi.... Maha Suci Allah, yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Semoga Bermanfaat Nilailah diri Anda...
Wa Billahit-taufiq wal-hidayah Wassalamualaikum wr.wbt. "Utamakan SELAMAT dan SIHAT untuk duniamu,Utamakan SOLAT dan ZAKAT untuk akhiratmu"
"Historical realityis often too bitter to swallow or too hot to stand. History is a large mirror that reflects the facts of the past, and all that has been etched into the glass of history can never be erased."